KAJIAN ISLAM ROMADHON (KIROM):
“Arti Dan Makna Lailatul Qadar”
Pemateri Oleh :
Ustadz Firman S AL-Maqodiry, SE
SUKABUMI, Suara Paralegal.Com-
Segala Puji Bagi Allah, Rabb Semesta Alam, Sholawat dan Salam Kepada Baginda Nabi Muhammad, Keluarga dan sahabat-sahabat nya..
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Salah Satu dari keutamaan Romadhon adalah didalamnya ada satu malam istimewa yang dihadirkan Allah SWT disebut dengan Lailatul Qadar dan tidak akan ada ditemukan pada bulan-bulan lainnya selain dari Romadhon. Lailatul Qadar ini Sebagian kita mungkin sudah mengetahui atau ada juga yang baru tahu atau mungkin saja sudah tau tapi biasa-biasa saja tanpa terasa keistimewaan nya.
Lalu Apa itu Lailatul Qadar, Kapan dan bagaimana cara untuk dapat meraihnya malam kemuliaan ini.
Memahami tentang Lailatul Qadar ini harus dalam sudut pandang ilmu agar bisa mengerti arti makna Lailatul Qadar itu sendiri dan kandungan Nilai di dalamnya.
Mendudukkan pola berpikir objektif dan menjauhkan asumsi subjektif, tentunya harus dengan petunjuk dari Allah SWT dalam Al-Qur’an dan tuntunan yang disampaikan Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam dalam mengungkap Lailatul Qadar ini.
Secara Istilah Dan Pengertian, Arti LAILAH Bimakna Malam (Istimewa), Dan AL-QADAR yakni Ketetapan (Kemuliaan). Jadi Arti Lailatul Qadar adalah Malam Ketetapan (kemuliaan).
Lailatul Qadar adalah malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. secara khusus hanya berada pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, bulan Tanzilnya AL-Qur’an.
Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)”. (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Penjelasan ayat di atas merupakan dalil bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan di bulan suci Ramadhan.
Rasulullah saw bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
‘Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan”.(HR Ahmad).
Landasan Petunjuk Mengenai Lailatul Qadar telah dijelaskan Allah SWT secara gamblang dalam Al-Qur’an yang secara khusus ada dalam Qs. Al-Qadar Ayat 1-5 :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.
(QS Al-Qadr [97]: 1-5).
Dalam Mengungkap Kandungan Makna Tafsir Qs. AL-Qadar : 1-5,
KH. Zaenal Arifin Fanany, AR dalam Buku Tafsir Al-Qur’an Sebagai Sistem Kerja Ajaran Ilmu (Serial Addienul Qoyyim IV, Bagian I) menjelaskan tafsir Qs. AL-Qodar,
Pada Ayat 1 – istilah Lailatul Qadar ini supaya dihubungkan dengan Qs. Addukhon : 3, Qs. Al-Baqarah: 185, Qs. AL-Anfal : 41, dll
pada ayat 2-3 menyangkut dengan nilai yang dimiliki ALQuran yang tanzil pada waktu tersebut walaupun baru 5 ayat yang ada dalam qs.al- alaq, namun sudah merupakan satu dasar kuat dan meyakinkan terhadap usaha mengeluarkan manusia dari Areal Kehidupan Dzulumat (Kegelapan). ALQuran merupakan satu konsepsi Sosial dan ekonomi yang tanzil dari pencipta manusia yang objeknya itu sendiri adalah manusia, untuk keuntungan/kesejahteraan dan keselamatan manusia dunia dan akherat. Kaitan ayat bisa dihubungkan Qs. Al-Baqarah: 257, Qs. Ali-Imron 68, Qs. Annisa : 139, Qs. Thaha : 132, dll.
Apapun Konsepsi Hidup Dan Kehidupan di luar tuntunan AL-Quran belum dan tidak akan pernah melahirkan perdamaian diantara sesama manusia, Lihat
Qs. Al-Maidah : 73, Qs. AL-Mursalaat : 28-33, Qs. Al-Baqarah: 65, 78-79, 165, 177 Qs. Al-a’rof: 165
pada Ayat 4-5, Supaya dihubungkan dengan Qs. Al-Baqarah: 97, Qs. ANNahlu : 2, 102, Qs. Asy-syu’aro : 193, Qs. Ghafir : 15 Qs. AL-Mujadalah : 22, Qs. ASSyuuro : 52, dimana yang dimaksud dengan Ruh sebagai tenaga pembangkit kehidupan sosial budaya manusia yang maha ampuh, dibangun oleh dimensi yang dimiliki malaikat (600 dimensi – Hadits Nabi). Selanjutnya hubungkan dengan Qs. Faathir : 1, Qs. As-Shaffat : 150 Qs. Az-zumar : 75, Qs. ASy-Syuuro: 5, dll.
Oleh karenanya Kemunculan Dienul Islam adalah Penaka Fajar yang menyongsong pagi nan cerah penuh harapan.
(Penjelasan Tafsir Alquran Qs. Al-Qadar : 1-5, Kitab Tafsir Al-Qur’an Sebagai Satu Sistimatika, Penyusun KH. Zaenal Arifin Fanany, AR).
Esensi Makna Dari Lailatul Qodar.
Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang dianjurkan oleh Nabi SAW agar mencarinya di bulan Ramadan. Sehingga Sebagai umat Islam, kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk optimalisasi beribadah di saat hari-hari terakhir Ramadhan.
Malam Lailatul Qadar disebut sebagai malam kemuliaan karena ada banyak keutamaan dan keistimewaan, diantaranya :
1. Malam Diturunkannya Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup.
Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an, Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surah berikut:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.(QS Al-Qadr [97]: 1).
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Ini berarti, kitab suci tersebut diturunkan Allah SWT sebagai petunjuk agar tidak terjadi kerusakan dan kehancuran. Sepanjang Manusia mau mentadabburi ALQURAN maka Akan dituntun pada jalan Kemuliaan, namun dengan menjauhi nya hanya akan membawa pada kehinaan hidup manusia.
2. Malam Yang Diberkahi Allah SWT.
Keutamaan Lailatul Qadar itu sangat luar biasa, dengan diturunkan nya Al-Qur’an sebagai petunjuk manusia, oleh karenanya disebutkan sebagai lailatul mubarokah, malam yang penuh keberkahan.
Keistimewaan lain pada malam Lailatul Qadar adalah diberkahi oleh Allah SWT. Sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan AlQuran :
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). QS. AD-Dukhon : 1-3
3. Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan.
Lailatul Qadar lebih utama dari seribu bulan (alfu syahrin). Sebab pada malam ini, para malaikat turun untuk mengurus setiap urusan, sekaligus membawa kedamaian dan kesejahteraan sampai terbitnya fajar.
“Seribu bulan” yang dimaksud menurut Syekh Abdul Halim Mahmud adalah setara dengan 83 tahun 4 bulan yang merupakan umur standar manusia (dzalika ‘adah ‘umril insan).
والألف شهر هي ثلاث وثمانون سنة وأربعة أشهر, وذلك عادة عمر الإنسان, فهي خير من عمر الإنسان, من عمر كل إنسان: من عمر كل إنسان في الماضي وفي المستقبل, أي أنها خير من الدهر
“Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan standar umum umur manusia. Lailatul Qadar (alfu syahrin) lebih baik dari umur manusia, dari umur setiap manusia, baik umur manusia di masa lalu maupun umur manusia di masa mendatang”.
Itu artinya lailah al-qadr lebih mulia dan utama dari seluruh umur manusia, baik umur manusia di zaman dulu, zaman sekarang, maupun di zaman mendatang. Syekh Abdul Halim Mahmud bahkan mengatakan, annahâ khair minad dahr (lailatul qadar lebih baik dari usia zaman).
4. Ampunan Allah Dari Setiap Dosanya.
Karena penuh dengan kebaikan dan kemuliaan, malam Lailatul Qadar menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampun kepada-Nya.
Alangkah baiknya diisi dengan beribadah serta amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau”. (HR Imam Bukhari).
5. Malam Pencatatan Ketetapan Takdir (Kemuliaan)
firman Allah SWT dalam surah Ad-Dukhan ayat 4:
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ
“Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.
6. Malam Turunnya Malaikat-Malaikat
Malaikat turun ke bumi atas perintah Allah SWT dan Malaikat Jibril sebagai perantara wahyu pertama bagi Rasulullah SAW. Dengan adanya peristiwa ini, malam Lailatul Qadar penuh dengan kemuliaan dan kebaikan. Sehingga setiap umat Islam yang mengisi waktu dengan beribadah dan beramal akan diiringi dengan berkah dan rahmat.
Kapan Waktu Terjadinya Malam Yang Lebih Mulia Daripada Seribu Bulan Itu?.
Tidak ada yang tahu pasti, karena itu adalah rahasia Allah. Namun ketidakpastian waktunya mengandung hikmah yang sangat besar, yaitu membuat manusia terus beribadah setiap malam dengan harapan mendapatkan kemuliaan lailah al-qadr.
Jika waktunya pasti, kita hanya cukup menunggu dan kemudian melaksanakan ibadah di waktu tersebut, seperti halnya shalat Jumat atau ibadah-ibadah lainnya. Ya, walau tidak bisa dipungkiri, banyak dari kita masih enggan melakukan ibadah yang sudah jelas waktunya, apalagi yang tidak jelas waktunya seperti lailah al-qadr.
Meski demikian, Rasulullah memberikan gambaran bagi orang yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkannya dengan mencari pada 10 akhir Romadhon di tanggal ganjilnya (witri), disaat berbagai kesibukan menuju akhir Romadhon terkadang sudah beralih pada urusan keduniaaan, Rasulullah karenanya mengingatkan pentingnya menghidupkan malam-malam akhir untuk Fokus Ibadah kepada Allah SWT. Sesuai sabda Nabi :
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان
“Carilah malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (HR Imam Bukhari)
Dalam riwayat lain disebutkan:
هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
“Lailatul Qadar berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadhan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian”. (HR Imam Ahmad).
Amalan Dan Doa Sesuai Sunnah Nabi.
Amalan Sunnah yang dicontohkan Nabi untuk dapat meraih Lailatul Qadar ini, malam kemuliaan ini kita dianjurkan untuk banyak-banyak melakukan amal ibadah yakni Sholatullail, Dzikir, Sholawat, I’tikaf dan Do’a khusus yang diajarkan Nabi. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh lima imam hadits kecuali Imam Abu Dawud, sayyidah Aisyah ra, pernah menanyakan kepada Rasullullah tentang doa apa yang dibaca pada malam lailatul qadar, berikut redaksi haditsnya:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: “قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي” رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ غَيْرَ أَبِي دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ
“Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah Lailatul Qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?. Rasulullah saw menjawab: Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī”. (HR lima imam Hadits kecuali Imam Abu Dawud. Hadits ini diakui shahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Adapun berikut doa malam Lailatul Qadar berdasarkan riwayat Imam At-Tirmidzi.
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)”.
Doa itu diambil dari kutipan hadits riwayat Imam At-Tirmidzi berikut:
وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي
“Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?’ Rasulullah saw menjawab, “Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī” (HR At-Tirmidzi).
“Semoga Kita termasuk golongan yang diberikan Allah SWT mendapatkan Malam Lailatul Qadar, sehingga terjadi perubahan total menjadi Pribadi yang lebih baik, Hati yang terpaut pada jalan Kebaikan mendapatkan Rahmat dan Ampunan Nya, diberikan ketetapan yang baik dijalan Ridho Allah SWT.”
Semoga Bermanfaat,
Berkah Hidup Di Jalan Ibadah
بارك الله فيكم
22 Ramadhan 1446 H
Majlis Dzikir Wa Ta’limul Qur’an
Daarul Maqodiru Taubah
Suara Paralegal
Api2401092