KAJIAN ISLAM ROMADHON (KIROM) : “IKHLAS HATI IBADAH KARENA ALLAH”

KAJIAN ISLAM ROMADHON (KIROM) : “IKHLAS HATI IBADAH KARENA ALLAH”

Spread the love

KAJIAN ISLAM ROMADHON (KIROM) :
“IKHLAS HATI IBADAH KARENA ALLAH”

Pemateri Oleh :
Ustadz Firman S AL-Maqodiry, SE

SUKABUMI, Suara Paralegal-
بـــــسم اللّـــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى جعل شهر رمضان شهر الصيام, شهر القيام, شهر العبادة, شهر الرحمه وشهر المغفرة. الصلاة والسلام على نبي الرحمة سيدنامحمد إبن عبد الله, وعلى آله وصحبه
ومن تبعه باحسان إلى يوم القيامة, أما بعد

Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Segala puji bagi Allah SWT Rabb pemilik Semesta Alam, Sholawat dan Salam kepada Baginda Nabi Muhammad, keluarga dan sahabat nya.

Tiada terasa kita sudah memasuki kembali Ramadhan yang merupakan Bulan penuh keberkahan untuk senantiasa dalam ketaatan di jalan Ibadah kepada Allah SWT.
Keikhlasan termasuk kunci pokok dalam menjalankan Ibadah yang menjadi tujuan utama manusia diciptakan, oleh karenanya Hakikat Ibadah itu sendiri tidak akan ada kecuali disertai dengan IKHLAS.
Firman Allah Ta’ala:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
(Q.S Al-Bayyinah [98] : 5)

Adapun Nilai IKHLAS Dalam Pandangan Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
وَقَالَ بَعْضُهُمْ : الْإِخْلَاصُ أَنْ لَا تَطْلُبَ عَلَى عَمَلِكَ شَاهِدًا غَيْرَ اللَّهِ ، وَلَا مُجَازِيًا سِوَاهُ
“Sebagian salaf berkata, “Ikhlas adalah engkau tidak ingin ada yang menyaksikan amalmu selain Allah, dan tidak ingin ada yang membalas amalmu selain-Nya.”

HAKIKAT IKHLAS
Dalam beberapa penjelasan ayat suci Alqur’an, bisa dilihat tentang hakikat makna ikhlas :
1. Pangkal Kebaikan Dalam Agama
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۗ وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
(Q.S An-Nisa’ [4] : 125)

2. Tidak Menyekutukan Allah (Musyrik)
حُنَفَاۤءَ لِلّٰهِ غَيْرَ مُشْرِكِيْنَ بِهٖۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاۤءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ اَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ مَكَانٍ سَحِيْقٍ
“Dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
(Q.S Al-Hajj [22] : 31)

3. Kemurnian Dalam Tuntunan Ajaran Ilmu
اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”.
(Q.S Az-Zumar [39] : 2)

3. Ruhnya Ibadah Itulah Ikhlas
هُوَ الْحَيُّ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“Dialah yang hidup kekal, tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.
(Q.S Ghafir [40] : 65)

4. Ketundukan Secara Totalitas
فَادْعُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)”.
(Q.S Ghafir [40] : 14)

5. Ridho Allah Yang Di Tuju
قُلِ اللّٰهَ اَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهٗ دِيْنِيْۚ
“Katakanlah, “Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.”
(Q.S Az-Zumar [39] : 14)

6. Rujukan Setiap Amaliah yang dijalani
فَاِذَا رَكِبُوْا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ اِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَۙ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”.
(Q.S Al-‘Ankabut [29] : 65)

7. Menyeru Hanya Kepada Allah
وَاِذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُوْرٍ
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar”.
(Q.S Luqman [31] : 32)

8. Berpegang Teguh Pada Tali Dinul Islam
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا
“Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar”.
(Q.S An-Nisa’ [4] : 146)

Beberapa Keterangan Hadits Nabi Tentang Keutamaan IKHLAS
1. Bisa Menjaga Dari Khianat
Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada haji Wada’ beliau bersabda:
نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بفَقِيهٍ، ثَلاَثٌ لاَ يُغَلُّ عَلَيْهِنَّ، قَلْبُ امْرِئٍ مُؤْمِنٍ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ ِللهِ، وَالْمُنَا صَحَةُ  ِلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دُعَاءَهُمْ يُحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
“Semoga Allah memberikan cahaya di wajah seseorang yang mendengarkan ucapanku lalu ia menjaganya (memahaminya), karena banyak sekali orang yang menghafal ilmu tetapi dia sama sekali tidak memahaminya, ada tiga hal yang menjaga seorang mukmin dari sifat khianat: ikhlas dalam beramal karena Allah, menasihati para pemimpin umat Islam dan selalu menyertai jama’ah, karena do’a-do’a mereka selalu menjaga mereka dari belakang.”

2. Jalan Pertolongan Dengan Do’a Yang Ikhlas
Diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad dari bapaknya Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya beliau menyangka bahwa dirinya mendapatkan harta rampasan yang lebih dari para Sahabat yang lainnya, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihin wa sallam bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ
“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini hanya dengan orang-orang lemah dari kalangan mereka, dengan do’a-do’a mereka, shalat mereka dan keikhlasan mereka.”

3. Dijauhkan Dari Dunia Terlaknat
Diriwayatkan dari Abud Darda’ Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
اَلدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ مَا ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُ اللهِ.
“Dunia itu terlaknat, semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah.”

4. Tujuan Kemuliaan Akhirat
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَشِّرْ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ وَالدِّيْنِ وَالرِّفْعَةِ وَالتَّمْكِينِ فِي اْلأَرْضِ فَمَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ اْلآخِرَةِ لِلدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Berilah kabar gembira kepada umat ini dengan kemegahan, agama, keluhuran, kemenangan dan kedudukan di muka bumi, lalu barangsiapa yang melakukan amal akhirat dengan tujuan dunia, maka tidak ada baginya satu bagian pun dari (kebahagiaan) di akhirat.”

5. Ikhlas Dalam Amal, Tidak Ingin Diketahui Orang Lain
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمَّعَ النَّاسَ بِعَمَلِهِ سَمَّعَ اللهُ بِهِ مَسَامِعَ خَلْقِهِ وَصَغَّرَهُ وَحَقَّرَهُ
‘Barangsiapa yang memperdengarkan amalnya kepada orang lain, maka Allah akan memperdengarkan semua (keburukannya) di hadapan semua makhluk, Dia juga akan menghinakannya dan merendahkannya.’”

6. Terhindar Dari Sifat Riya’ (Syirik Kecil)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُوْمُ فِي الدُّنْيَا مَقَامَ سُمْعَةٍ وَ رِيَاءٍ، إِلاَّ سَمَّعَ اللهُ بِهِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَ ئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidak seorang hamba pun yang melakukan (satu amal) di dunia karena ingin didengar dan dilihat oleh orang lain, kecuali Allah akan memperdengarkan keburukannya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat.”

Diriwayatkan dari Rubaih bin ‘Abdirrahman bin Abi Sa’id al-Khudri dari bapaknya dari kakeknya Radhiyallahu anhum, beliau berkata:
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكُـمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُوْلَ الله فَقَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami, adapun kami sedang berbicara tentang al-Masihud Dajjal, lalu beliau berkata, ‘Maukah kalian aku beritahukan sesuatu yang lebih aku takuti terhadap kalian daripada fitnah al-Masihud Dajjal?’ Kami semua menjawab, ‘Tentu saja,’ lalu beliau bersabda, ‘Ia adalah syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang melakukan shalat, lalu dia memperindah shalatnya karena ada orang lain melihatnya.’”

Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid Radhiyallahu anhu, beliau berkata:
خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ! إِيَّاكُمْ وَشِرْكَ السَّرَائِرِ، فَقَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ! وَمَا شِرْكُ السَّرَائِرِ؟ قَالَ: يَقُوْمُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّى فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ جَاهِدًا لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ، فَذَلِكَ شِرْكُ السَّرَائِرِ
“Rasulullah keluar dan berkata: ‘Wahai Manusia! Berhati-hatilah kalian terhadap syirik yang tersembunyi,’ mereka semua bertanya, ‘Wahai Rasulullah apakah syirik yang tersembunyi itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Seseorang yang melakukan shalat, lalu memperindah shalat yang dilakukannya karena ada orang lain yang melihatnya, itulah syirik yang tersembunyi.’”

Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid Radhiyallahu anhu pula, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّى لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَي النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ: اِذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟
“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil,” para Sahabat bertanya, ‘Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Ia adalah riya’,’ Allah Azza wa Jalla berkata kepada mereka pada hari Kiamat ketika semua manusia dibalas atas amal perbuatannya, “Pergilah kalian kepada orang-orang di mana kalian semua melakukan amal karena mereka, apakah kalian menemukan balasan dari mereka?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا جَمَعَ اللهُ اْلأَوَّلِيْنَ واْلآخِرِيْنَ لِيَوْمِ اْلقِيَامَةِ، لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيْهِ، نَادَى مُنَادٍ: مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلِِهِ ِللهِ أَحَدًا فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِهِ، فَإِنَّ اللهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
“Jika Allah mengumpulkan orang terdahulu dan yang terakhir pada hari Kiamat, yaitu hari yang tidak diragukan lagi kebenarannya, berserulah seorang penyeru dengan berkata, ‘Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya di dalam amal yang seharusnya diperuntukkan kepada Allah, maka carilah pahala amalnya itu kepada sekutunya tersebut, karena sesungguhnya Allah sama sekali tidak membutuhkan sekutu.’

Diriwayatkan dari Abu ‘Ali seseorang dari Bani Kahi dia berkata, “Abu Musa al-Asy’ari berkhutbah di hadapan kami dengan berkata, ‘Wahai manusia jagalah diri kalian dari syirik ini, karena ia lebih lembut daripada langkahnya semut,’ lalu ‘Abdullah bin Hazn dan Qais bin al-Mudharib menghadap kepadanya, mereka berdua berkata, ‘Demi Allah, engkau akan keluar karena apa yang engkau katakan, atau kami akan datang kepada ‘Umar dengan seizinnya maupun tidak,’ lalu beliau berkata, ‘Bahkan aku akan keluar karena apa yang aku katakan, pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah, ‘Wahai manusia jagalah diri kalian dari perbuatan syirik, karena ia lebih tersembunyi dari langkahnya semut,’ lalu beliau mengatakan sesuatu, seseorang bertanya, ‘Bagaimana kita dapat menjaga diri kita dari-nya sedangkan ia lebih lembut dari langkahnya semut wahai Rasulullah?’ Rasul bersabda, ‘Ucapkanlah:
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ
‘Ya Allah, kami memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan syirik kepada-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampunan dari-Mu terhadap yang tidak kami ketahui.’

Semoga Setiap Aktifitas Kita Semua Terjaga Dalam Keikhlasan agar menjadi Mudah Dan Lapang, Bisa Meraih RidhoNya Allah SWT.
Berkah Manfaat Dalam Hidup Di Jalan Ibadah

بارك الله فيكم
والله الموافق إلى أقوام الطارق ,
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sabtu, 01 Ramadhan 1446 H/01 Maret 2025
Majlis Zikir Wa Ta’limul Qur’an
Daarul Maqodiru Taubah

Suara Paralegal
api2401092

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *