Pasaman Barat, SuaraParalegal.com – Pilkada 2024 sudah semakin dekat, Pemilihan Bupati dan wakil Bupati menjadi hal yang dinantikan oleh seluruh masyarakat pada umumnya di daerah kabupaten masing-masing yang ada di Indonesia, begitu juga dengan Kabupaten Pasaman Barat
Pilkada tahun ini semakin menarik karena bertambahnya peserta pemilu dari `kelompok usia pemilih muda, yaitu generasi Z dan milenial, Generasi Z dan milenial dikenal sebagai kaum muda yang tumbuh bersama teknologi Mendukung Salah satu Paslon untuk pemilihan pilkada Pasaman Barat, Dalius Heri Miheldi nomor urut 2.
Pilkada 2024 menjadi ajang menunjukkan peran mereka yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme, dan menyuarakan isu-isu politik, Partisipasi mereka dapat memengaruhi arah kebijakan dan isu-isu yang diangkat dalam masyarakat.
Hal ini tentunya sangat memberi pengaruh besar pada hasil Pasangan Dalius dan wakilnya Heri Miheldi yang akan dilaksanakan pada November mendatang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pilkada 2024 mencapai 311.171 pemilih.
Diperkirakan mencapai dari 65% pemilih Generasi Z dan Milenial Z, Dengan jumlah yang signifikan ini akan terus bertambah nantik nya berkemungkinan akan mendukung Dalius-Heri Miheldi.
Banyak dari gen Z dan milenial yang menganggap bahwa pesta demokrasi hanya bertujuan untuk kepentingan beberapa golongan. Keputusan untuk golput atau menggunakan hak pilih sebenarnya merupakan hak pribadi setiap individu
Sebagai warga negara, gen Z dan milenial yang sudah cukup umur memiliki kewajiban untuk menyukseskan pilkada 2024 dengan menggunakan hak pilihnya.
“Mungkin sebagian dari gen Z dan milenial melihat golput sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasannya dari sistem politik di negara ini. Sementara yang lain, mungkin menganggap golput sendiri merupakan tindakan yang kurang bertanggung jawab.
Jadi, beberapa merasa bahwa partisipasi dalam proses politik lebih efektif dan memberi dampak daripada golput untuk membawa perubahan yang diinginkan” ujar Ratna Jelita (23)
Menurutnya, gen Z dan milenial dinilai memiliki kecenderungan untuk enggan terlibat atau bahkan apatis. Namun dengan adanya akses kemudahan dalam ruang digital melalui tren, politik dinilai berhasil masuk dan memengaruhi opini publik kedua generasi lewat ruang digital, termasuk dunia politik, kebijakan, bahkan Pilkada.
Akibat dari kemudahan tersebut, terdapat berbagai reaksi baik positif maupun negatif dari gen Z dan milenial. Sebagian dari mereka mungkin memilih untuk tidak ikut serta dalam pemilu sebagai bentuk protes atau ketidakpercayaan terhadap sistem politik.
Mereka mungkin merasa bahwa suara mereka tidak akan membuat perubahan yang signifikan atau bahwa kandidat yang tersedia tidak memenuhi harapan mereka namun untuk kalai ini kami dari kalangan generasi Z dan Milenial Z namun pada Pilkada tahun 2024 ini mereka yang selama ini memikirkan itu sekarang Siap dan memberi dukungan kepada Dalius- Heri Miheldi.
Ratna Jelita (23) berpendapat gen Z dan milenial menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyuarakan pandangan politik mereka. Platform media sosial digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap kandidat, partai politik, hingga sistem politik di Indonesia.
“Contohnya yang banyak saya jumpai di media sosial, terdapat gen Z dan milenial yang menggunakan humor, meme, dan satire politik sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap politik” ungkap Ratna Jelita .
Tak sepenuhnya gen Z dan milenial memiliki reaksi negatif terhadap situasi politik di negeri ini. Pasalnya, banyak dari mereka yang mulai aware dengan politik. Hal tersebut terjadi karena proses kampanye dari masing-masing paslon menggunakan cara yang lebih modern dan mengikuti tren untuk dapat menggaet atensi mereka.
Beberapa paslon tampak membawa tren dunia digital ke dunia nyata seperti baliho paslon bergambar AI, jargon kekinian, dan video iklan pendukung untuk menarik perhatian.
Dikenal dengan kecenderungan apatis, Pilkada 2024 tetap menjadi tolok ukur kepercayaan untuk Pasaman Barat di masa mendatang. Banyak cara paslon Pilkad 2024 untuk menarik perhatian gen Z dan milenial yang tampaknya tidak sia-sia dalam dunia maya maupun nyata.
Dan akhirnya cenderung memilih dari yang baik tentu ada yang terbaik bagi kalang generasi Z dan Milenial Z, dan yang sesuai dengan kriteria pemimpin di Pasaman Barat ini yang siap memperjuangkan dan memikirkan kaula muda, Dalius dan wakilnya Heri Miheldi. Ucap Jelita
Sebagian dari mereka mampu beropini secara luas melalui dunia digital dan dunia nyata untuk menentukan paslon yang mereka anggap sesuai. Dengan hal ini, diharapkan Pilkada 2024 dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat luas termasuk gen Z dan milenial untuk menentukan nasib Pasaman Barat di masa mendatang.
Sementara itu, Rahma Zelita selaku tim Pemenangan Dalius- Heri Miheldi mengatakan, pemimpin 2024 menjadi penentu nasib 5 tahun ke depan dan Indonesia di masa mendatang.
Memiliki pemimpin yang memahami serta bertindak dalam nasib masyarakat Indonesia sangat diperlukan, “Jujur serta adil dalam penanganan Daerah Pasaman Barat. Tidak kuno dalam pengembangan Indonesia dalam perkembangan zaman,” ujar Rahma.
Harapan ini tidak terlepas dalam kepercayaan gen Z dan milenial di masa mendatang. Dengan harapan pemimpin mampu membawa Pasaman Barat menjadi Pasaman Barat Emas yang memikirkan generasi Z dan Milenial Z.tutup Rahma.
(Hakimi)